BMW
R75, Sepeda Motor Yang Desainnya Dijiplak Harley-Davidson!
SS-Hauptsturmführer
Rudolf von Ribbentrop (Chef 3.Panzerkompanie/I.Bataillon/SS-Panzer-Regiment 12)
sedang dibonceng di bagian sespan BMW R75 oleh Kommandeur SS-Panzer-Regiment
12/12.SS-Panzer-Division "Hitlerjugend", SS-Obersturmbannführer Max
Wünsche, setelah mengadakan kunjungan terhadap para anggota
III.Zug/15.Kompanie/SS-Panzergrenadier-Regiment 25 yang selamat dari
penyerangan yang gagal terhadap 2nd Armoured Brigade Kanada di
Norrey-en-Bessin, Normandia, tanggal 9 Juni 1944. Perhatikan bahwa Von
Ribbentrop dan Wünsche sama-sama terluka dalam foto yang diambil oleh
SS-Kriegsberichter Siegfried Woscidlo ini!
Pada tahun 1930-an BMW memproduksi
sejumlah sepeda motor yang sangat efisien dan populer pada masanya. Pada tahun
1938 jenis R75 mulai dikembangkan atas permintaan dari Wehrmacht.
Pada awalnya, mesin R75 merupakan
reproduksi dari mesin 750cc side valve milik R71, tapi kemudian dirasa perlu
untuk menggantikannya dengan mesin OHV 750cc terbaru yang khusus didesain untuk
R75. Mesin OHV 750cc ini begitu suksesnya sehingga kemudian menjadi dasar untuk
mesin-mesin kembar BMW pasca-perang semacam R51/3, R67 dan R68.
Roda ketiga di sespan digerakkan
oleh gandar yang tersambung ke roda belakang motor. Semua rodanya disambungkan
ke penggerak menggunakan locking differential serta gear ratio road/off-road
sehingga keempat giginya (termasuk gigi mundur) bisa berfungsi dengan maksimal.
Ini membuat BMW R75 mampu bermanuver dengan lincah dan bisa menjelajah ke
berbagai medan yang sulit. Beberapa pembuat sepeda motor lain semacam FN dan
Norton menyediakan sespan hanya sebagai opsi tambahan saja.
BMW R75 dan rivalnya, Zündapp KS750,
sama-sama digunakan secara luas oleh Wehrmacht di medan perang Rusia dan
Afrika, meskipun evaluasi yang dilakukan pada saat itu membuktikan bahwa mesin
yang dipakai oleh Zündapp lebih superior dibandingkan dengan BMW. Pada bulan
Agustus 1942, Zündapp dan BMW setuju untuk melakukan standarisasi begian-bagian
mesin mereka atas desakan dari Wehrmacht. Sebagai hasilnya adalah cikal-bakal
perpaduan Zündapp-BMW (yang kemudian dinamakan BW 43), dimana sespan BMW 286/1
ditempelkan ke sepeda motor Zündapp KS75. Mereka juga setuju untuk menghentikan
pembuatan R75 saat produksinya sudah mencapai angka 20.200 unit, untuk
setelahnya BMW dan Zündapp hanya akan menghasilkan mesin gabungan Zündapp-BMW
dengan kapasitas produksi masing-masing 20.000 unit pertahun.
Karena target produksi BMW R75
sebanyak 20.200 tidak terpenuhi, maka sepeda motor jenis ini masih terus
diproduksi sampai pabrik yang membuatnya di Eisenach hancur terkena pemboman
Sekutu tahun 1944. Uniknya, produksinya di Jerman berhenti tapi kemudian
dilanjutkan di Soviet tahun 1946 sebanyak 98 unit sebagai cadangan/reparasi
dari kendaraan yang sudah ada sebelumnya!
Yang jelas, program standarisasi
juga berarti bahwa mesin yang diproduksi oleh BMW dan Zündapp menggunakan 70%
komponen yang sama. Hal ini memudahkan pasokan spare-part untuk kendaraan ini
(yang banyak di antaranya masih berfungsi dengan mulus di tangan para kolektor
sepeda motor antik!). Kendaraan semacam BMW R75 banyak diburu oleh para
kolektor karena kualitasnya yang amit-amit mumpuni sehingga masih bisa digunakan
untuk kegiatan sehari-hari dan digunakan di jalan mulus atau brenjal-brenjul
tanpa masalah!
Pada tahun 1954 sejumlah kecil R75
hasil modifikasi diproduksi ulang di Eisenach (kini menjadi bagian dari Jerman
Timur yang dikontrol Soviet) untuk menjalani pengujian dengan nama AWO 700,
tapi kemudian hasilnya tidak pernah diproduksi secara penuh.
Kesuksesan dan daya tahan BMW R75
selama berlangsungnya Perang Dunia II membuat US Army meminta sepeda motor dari
jenis yang sama (shaft-driven) kepada Harley-Davidson untuk penggunaan
tentaranya yang bertugas di medan perang. Ini kemudian membuat pabrikan
tersebut membuat model shaft-driven yang pertama yaitu Harley-Davidson XA, yang
merupakan jiplakan mentah-mentah dari R75!
Spesifikasi:
Pembuat: BMW
Produksi: 1941–1946
Produksi: 1941–1946
Kelas: Sepeda motor/kombinasi
sidecar (sespan)
Mesin: 745 cc flat-twin (OHV)
Mesin: 745 cc flat-twin (OHV)
Bore / Stroke: 78 × 78 mm (3.1 × 3.1
in)
Tenaga: 26 hp (19 kW)
Berat: 420 kg (930 lb) (kering)
Oleh : Alif Rafik Khan
Sumber :
Buku
"The Panzers and the Battle of Normandy" karya Georges Bernage